Tangerang – Dunia literasi sejarah di Indonesia dan khususnya Tangerang kembali mendapat tambahan karya berharga dengan terbitnya buku berjudul Lembur Kami: Sejarah Pakulonan Barat, Sebagian Hikayat Tangerang yang Tersembunyi. Buku ini merupakan hasil penelitian dan penelusuran Muhammad Rafi Zulfa, seorang pemuda asal Tangerang yang lahir pada 10 Januari 2002 dan memiliki garis keturunan dari Lengkong Kyai serta Pakulonan Barat. Ia juga merupakan keturunan dari pahlawan nasional Raden Aria Wangsakara.
Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Minhaj Pustaka ini telah memiliki ISBN 978-634-7065-69-8 dan hadir dalam ukuran UNESCO (15,5 x 23 cm) dengan total 206 halaman. Buku ini terdiri dari enam bab yang membahas berbagai aspek sejarah, kultur, dan tokoh-tokoh besar yang pernah hidup di Pakulonan Barat. Secara rinci, bab pertama membahas sejarah Pakulonan Barat, bab kedua mengupas kultur dan budaya, bab ketiga mengisahkan riwayat para tokoh besar, bab keempat menelusuri perkembangan Pakulonan Barat dari masa ke masa, bab kelima menguraikan kondisi Pakulonan Barat saat ini, dan bab keenam menyajikan penutup serta refleksi sejarah daerah tersebut.
Dalam kata pengantarnya, Muhammad Rafi Zulfa mengungkapkan rasa syukurnya atas terselesaikannya buku ini. Ia menuturkan bahwa buku ini merupakan hasil kerja keras yang melibatkan banyak pihak, termasuk para santri Pondok Pesantren Raudlotul ‘Ulum Pakulonan Barat. Penelitian dan wawancara dengan berbagai tokoh masyarakat, pemuka agama, ahli sejarah, serta penelusuran dari berbagai sumber literatur menjadi fondasi utama dalam penyusunan buku ini.
“Buku ini ditulis agar sejarah di kampung Pakulonan Barat tidak hilang ditelan zaman dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Pakulonan Barat memiliki sejarah dan kebudayaan yang begitu kaya, sehingga saya tertarik untuk menguak serta memaparkannya kepada khalayak luas,” ujar Rafi dalam pengantarnya.
Ia juga menekankan bahwa salah satu tujuan utama dari buku ini adalah untuk memastikan bahwa generasi muda Pakulonan Barat tetap mengenal dan memahami sejarah serta kebudayaan daerahnya sendiri. Dengan demikian, diharapkan warisan sejarah ini tetap lestari dan tidak hilang seiring perkembangan zaman.
Dalam proses penulisannya, Rafi mendapat banyak bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Ia mengucapkan terima kasih kepada para guru, di antaranya Ust. Ahmad Luthfi Dzulfiqar dan Kiai Muhammad Saeful Bahri, serta kepada para pakar sejarah seperti Kang Rijal (Nambo Jaya), Lutfi Abdul Gani atau Pak Lutfi (Lengkong Kyai), dan Tubagus Sos Rendra (Lengkong Gudang). Tidak hanya itu, banyak individu dan kelompok masyarakat yang turut membantu dalam pengumpulan data dan informasi sejarah yang berharga.
Dari hasil penelusuran dan wawancara yang dilakukan, buku ini mengungkap banyak fakta serta cerita rakyat tentang Pakulonan Barat yang mungkin belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Keberadaan buku ini diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam mengenai sejarah dan kebudayaan Pakulonan Barat, serta menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus melestarikan warisan sejarah mereka.
Dengan hadirnya buku Lembur Kami, Muhammad Rafi Zulfa telah memberikan kontribusi nyata dalam memperkaya khazanah sejarah lokal, khususnya di wilayah Tangerang. Karya ini menjadi bukti bahwa sejarah daerah yang sering kali tersembunyi, dapat diangkat dan dikenalkan kepada dunia dengan dedikasi serta upaya yang serius.
Bagi yang berminat memiliki buku ini, silakan menghubungi penulis Muhammad Rafi Zulfa di nomor 089515128986.
Posting Komentar untuk "Terbitnya Buku dari Keturunan Raden Aria Wangsakara: "Lembur Kami" Menyingkap Sejarah Pakulonan Barat yang Tersembunyi"