Ustad Ubedillah sedang menyampaikan kajian
Dalam suasana penuh berkah bulan Ramadhan, Musholla At-Taqwa Perum Bukit Pelamunan Permai kembali menggelar kultum subuh yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ibadah selama bulan suci ini. Pada Kamis (06/03/2025), kultum subuh diisi oleh Ustad Ubedillah, S.Ag., M.Pd dengan kajian dari Kitab Hikayatu Ramadhona.
Di dalam kitab Hikayatu Romadhon Kyai Muhammad Saefudin Maskuri menulis sebuah hadis Nabi yang berbunyi .
الْجَنَّةُ مُشْتَاقَةٌ إِلَى أَرْبَعَةِ نَفَرٍ : تَالِي الْقُرْآنِ, وَحَافِظِ اللَّسَانِ, وَمُطْعِمِ الْجِيْعَانِ, وَصَائِمٍ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ (رواه أبوداود والترمذ
1. Taalil-Qur'ani (pembaca Al-Qur'an)
Golongan pertama adalah orang-orang yang lisannya senantiasa digunakan untuk membaca kalam Allah SWT setiap waktu dan kesempatan yang ada.
Perlu diketahui bahwa Allah SWT Berfirman
إِنَّ رَبَّكُمْ يَقُولُ : كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشَرَةِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَة ضِعْفٍ ، وَالصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
Sesungguhnya Tuhanmu berfirman: setiap satu kebaikan Allah SWT membalasnya dengan sepuluh lipat kebaikan sampai dengan tujuh ratus lipat kebaikan, dan puasa itu untukku, dan Aku yang akan membalasnya,
Juga diriwayatkan bahwa setiap satu kebaikan yang dilakukan di tanah haram Makkah maka dilipatgandakan menjadi seratus ribu kali, lebih dari lain-lain tempat. Maka siapa yang sembahyang satu kali mendapat pahala seratus ribu kali, dan siapa puasa sehari dicatat untuknya sama dengan puasa seratus ribu hari, dan bersedekah sedirham (serupiah) dicatat untuknya sama dengan seratus ribu dirham, dan mengkhatamkan qur'an satu kali sama dengan mengkhatamkan seratus ribu kali, dan bertasbih didalamnya satu kali dicatat untuknya sama dengan seratus ribu kali tasbih, dan sehari tinggal diharam Makkah lebih afdhal dan lebih dapat diharapkan dari pada puasa sepanjang masa dilain tempat.
2. Wa haafizhul-Lisan (orang yang menjaga lisannya)
Syekh Nawawi berkata di dalam kitab Muroqil Ubudiyah nya dalam sebuah hadis dari Rasulullah SAW yg memberikan wasiat kepada Muad bin Jabal berkaitan dengan orang yg sering menggibah.
فَتَصْعَدُ الْحَفَظَةُ بِعَمَلِ الْعَبْدِ مِنْ حِينِ يُصْبِحُ إِلَى حِينِ يُمْسِي ، لَهُ نُورٌ كَنُورِ الشَّمْسِ ، حَتَّى إِذَا صَعِدَتْ بِهِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا .. زَكَّتْهُ وَكَثَّرَتْهُ ، فَيَقُولُ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهَا لِلْحَفَظَةِ : أَضْرِبُوا بِهَذَا الْعَمَلِ وَجْهَ صَاحِبِهِ ، فَأَنَا صَاحِبُ الْغِيبَةِ ؛ أَمَرَنِي رَبِّي أَنْ لَا أَدَعَ عَمَلَ مَنِ اغْتَابَ النَّاسَ يُجَاوِزُنِي إِلَى غَيْرِي
Malaikat Hafadzah membawa amal seorang hamba dari sejak pagi hingga sore hari yang para malaikat itu memiliki sinar dan cahaya seperti matahari sehingga ketika mereka sampai di langit dunia" para malaikat pencatat amal itu memujinya dan melipatgandakan amal itu malaikat berkata kepada malaikat pencatat amal, Lemparkan amal ini kepada pemiliknyal Aku adalah pemeriksa ghibah. Tuhanku telah memerintahkan aku agar aku tidak membiarkan amal orang yang menggunjing orang lain itu lolos kepada malaikat yang lain sebelum melewatiku
3. Wa muth'imul-ji'aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan)
Golongan ketiga adalah orang yang senantiasa membantu orang yang membutuhkan. Allah SWT akan membalas kebaikan yang dilakukan oleh hamba- Nya. Bahkan, kelak di hari kiamat Allah SWT akan memberikan makan dari buah-buahan surga.
4. Wa shoimiin fii syahri Romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan)
Golongan keempat adalah orang yang senantiasa menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Pada saat pertama kali Puasa Ramadhan diwajibkan, para sahabat merasa berat sekali melaksanakannya, mengapa demikian ? karena jika seorang dari kaum muslimin berbuka puasa, maka dihalalkan baginya makan, minum, dan berhubungan badan sampai shalat isya' atau ia tidur sebelum itu. Jika ia sudah tidur atau shalat Isya', maka diharamkan baginya makan, minum dan berhubungan badan sampai malam berikutnya. Karena itu, mereka pun merasa sangat berat.
Sebab turunnya ayat أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَابِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
Dikatakan oleh Ishak dari al-Bar bin Azib, bahwa pada waktu itu para sahabat Nabi, jika seorang berpuasa lalu ia tidur sebelum berbuka, maka ia tidak makan sampai malam berikutnya. Qais bin Sharimah al-Anshar" pernah dalam keadaan puasa bekerja seharian di ladang miliknya, dan ketika waktu buka tiba, ia menemui isterinya dan bertanya, "Apakah engkau punya makanan?" Isterinya menjawab, "Tidak, tetapi aku akan pergi mencarikan makanan untukmu." Maka Qais terkantuk sehingga ia tertidur. Ketika isterinya datang, dan melihat suaminya tidur, ia pun berkata, "Rugilah engkau mengapa engkau tidur?" Pada waktu tengah hari Qais pun jatuh pingsan. Lalu hal itu diceritakan kepada Rasulullah, maka turunlah ayat tersebut. Dan karenanya orang-orang pun merasa senang sekali. Sehingga ada Rukhsoh/keringanan dari Allah bagi kaum muslimin serta penghapusan hokum yang sebelumnya berlaku pada permulaan Islam.
x
Posting Komentar untuk "Kajian Kitab Hikayatu Romadhona Oleh Ustad Ubedillah"